Komponen PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah, memang di sebagian telinga masyarakat sudah tidak asing lagi, terutama petani padi, namun mungkin banyak pula mereka yang masih asing dengan istilah tersebut.
PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) adalah pendekatan dalam pengeloaan lahan, air, tanaman, ogranisme pengganggu tanaman (OPT), dan iklim secara terpadu dan berkelanjutan dalam upaya pengingkatan produktivitas, pendapatan petani, dan kelestarian lingkungan. Dengan pendekatan PTT ini telah teruji dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi input produksi secara signifikan.
PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) adalah pendekatan dalam pengeloaan lahan, air, tanaman, ogranisme pengganggu tanaman (OPT), dan iklim secara terpadu dan berkelanjutan dalam upaya pengingkatan produktivitas, pendapatan petani, dan kelestarian lingkungan. Dengan pendekatan PTT ini telah teruji dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi input produksi secara signifikan.
Tujuan penerapan PTT padi diantaranya untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani padi serta melestarikan lingkungan produksi melalui pengelolaan lahan, air, tanaman, OPT, dan iklim secara terpadu.
Prinsip penerpan PTT harus mencakup beberapa unsur berikut:
- Integrasi, PTT harus mengintegrasikan sumber daya lahan, air, tanaman, OPT dan iklim untuk mampu meningkatkan produktivitas lahan dan tanaman sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi petani.
- Interaksi, PTT harus bersinergi atau saling berkaitan antara dua atau lebih komponen teknologi produksi.
- Dinamis, penerapan PPT harus selalu mengikuti perkembangan teknologi dan disesuaikan dengan keinginan dan pilihan petani.
- Partisipatif, artinya harus membuka ruang bagi petani untuk memilih, mempraktekkan, dan bahkan memberikan saran kepada pihak terkait untuk menyempurnakan PTT, serta menyampaikan pengetahuan yang dimiliki kepada petani yang lain.
Rakitan teknologi yang diterapkan dalam PTT ini di tentukan oleh hasil analisis kebutuhan setempat yang didasarkan pada hasil analisis potensi, kendala, dan peluang. Adapun komponen tekonologi terdiri dari:
A. Komponen Dasar
Komponen
ini merupakan komponen teknologi yang relatif dapat berlaku umum di wilayah
yang luas, antara lain:
- Varietas modern; Varietas Unggul Baru (VUB), Varietas Unggul Hibrida (VUH), dan Varietas Unggul Tipe Baru (VUTB),
- Bibit bermutu dan sehat dengan cara melakukan perlakuan benih yang baik,
- Pemupukan efisien menggunakan Bagan Warna Daun (BWD), Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), petak omisi, dll.
- PHT sesuai OPT sasaran.
Komponen teknologi pilihan yaitu komponen teknologi spesifik lokasi, antara lain:
- Pengelolaan tanaman yang meliputi popoulasi dan cara tanam (legowo, larikan,
- Bibit muda umur 14 hari setelah sebar (HSS) atau 21 HSS
- Bahan organik, pupuk kandang, dan amelioran,
- Pengairan berselang,
- Pupuk cair (PPC, Pupuk organik, pupuk bio-hayati, ZPT, pupuk mikro),
- Penangan panen dan pascapanen.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan petani yang telah dilakukan sebelumnya maka akan dapat ditentukan kira-kira teknologi apa saja yang akan menjadi prioritas untuk diterapkan dalam proses produksinya.
Saran penulis untuk memperlancar kegiatan di lapangan sebaiknya petani bisa berkonsultasi terhadap para Petugas Pertanian Lapangan (PPL) di daerahnya masing-masing.
Sumber; Buku Panduan Pelaksanaan SL-PTT Padi, Deptan, 2008