Kedelai marupakan bahan pokok makanan orang Indonesia, dari kedelai berbagai produk makanan dihasilkan, diantaranya tahu dan tempe. Siapa yang belum mengenal atau merasakan tahu dan tempe? pasti kebanyakan orang telah merasakan pangan tersebut. Selain itu tentunya masih banyak olahan makanan lainnya yang berbahan kedelai. Maka tak heran jika permintaan kedelai kian hari kian meningkat dan memaksa pemerintah memilih imfor karena petani lokal belum mampu menutupi kebutuhan kedelai tersebut.
Bagi para petani tentunya kondisi ini menjadi sebuah peluang sekaligus tantangan yang harus dijawab dengan meningkatkan produksi kedelai supaya tidak tergantung kepada negara lain.
a. Mengenal Bakteri Rhizobium
Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob (mikroserofilik), koloninya berwarna putih berbentuk sirkular, merupakan penambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan berasosiasi simbiotik dengan sel akar leguminoceae atau keluarga kacang-kacangan. Bakteri ini masuk melalui bulu-bulu akar tanaman berbuah polongan dan menyebabkan jaringan agar tumbuh berlebih-lebihan hingga menjadi kutil-kutil. Bakteri ini hidup dalam sel-sel akar dan memperoleh makanan dari sel-sel tersebut.
Bakteri Rhizobium yang bersimbiosisme dengan tanaman dari keluarga kacang-kacangan yaitu disebut Bakteri Rhizobium Leguminosarium ini dapat mengikat Nitrogen dari udara bebas dan mengubahnya menjadi senyawa yang dapat diserap oleh tanaman. Hal ini tentunya akan membantu menurunkan penggunaan pupuk, terutama pupuk an organik yang mengandung unsur N yaitu mengurangi penggunaan pupuk urea / ZA.
a. Cara Inokulasi Rhizobium
Lahan tanaman yang masih baru atau belum pernah di tanami tanaman kacang-kacangan sebelumnya, maka sebaiknya perlu melakukan menularan / inokulasi bakteri rhizobium pada tanah bersamaan dengan waktu penanaman kedelai. Untuk lebihpraktisnya Bakteri Rhizobium saat bisa dibeli toko pertanian dengan bermacam-macam merk dagang tetapi bisa juga dengan menaburkan tanah bekas tanaman kedelai pada tanah atau bedengan yang akan ditanami kedelai dengan dosis 3-4 kwintal/ha.
adapun cara inokulasi bakteri Rhizobium yang diaplikasikan melalui benih kedelai yaitu sebagai berikut:
- Basahi kedelai dengan cara direndam dalam air sekitar 2-3 menit sekaligus bisa membuang benih yang mengapung.
- Tiriskan benih tersebut setelah itu bisa langsung campur bakteri rhizobium sesuai dengan takaran yang tertera pada kemasan.
- Benih yang telah dicampur bakteri rhizobium jangan dibiarkan terkena matahari langsung, juga harus segera di tanam, jangan melebihi 12 jam, agar bakteri rhizobium tetap hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar